Pengikut

maritime script

web site hit counter

About Me

Foto Saya
Konsultan Maritim
Jakarta Timur, DKI Jakarta, Indonesia
Konsultan Maritim,lembaga untuk pemberian pendidikan dan pelatihan bidang kemaritiman khususnya angkutan laut niaga termasuk penyediaan buku-buku terkait baik yang dikarang oleh blogger sendiri maupun buku lainnya.Buku yng dikRng oleh Drs. FDC. Connie Sudjatmiko, MM antara lain: 1. Pokok-pokok Pelayaran Niaga, 2. Sewa-menyewa Kapal, 3. Hukum Dagang Laut Bagi Indonesia, 4. Sistem Angkutan Peti Kemas, 5. Pabean Ekspor Impor, 6. Ensiklopaedia Maritim. Buku-buku tersebut dapat dipesan melalui blog ini.
Lihat profil lengkapku

Sponsored by

Senin, 31 Oktober 2011

PENERBITAN BUKU MARITIM

Tanggal 16 Mei 2911 blogger memposting artikel dengan judul tersebut di atas dan sejak saat itu, sampai beberapa hari yang lalu, mohon maaf, berhenti melakukan posting yang mungkin ditunggu penggemar. “For ready reference”, artikel yang cukup pendek tersebut bersama ini disalin di sini: quote Mungkin anda mengenal, bahkan memiliki buku berjudul POKOK-POKOK PELAYARAN NIAGA yang oleh Departemen Pendidikan pernah dinyatakan sebagai buku nasional yang memberikan tuntunan di bidangnya.

Blogger pernah bertemu mantan anak didik yang mengelola perusahaan pelayaran yang selalu membawa buku tersebut dalam tasnya; menghadapi masalah tertentu dan tidak berhasil menemukan solusi, ternyata setelah dicari di buku solusi itu ditemukan. Mengapa buku itu sekasrang hilang dari peredaran, begitu mungkin anda bertanya. Kesulitan pengedaran karena terjadinya “korslet” antara pengarang dengan penerbit dan seperti anda duga pengarang memilih untuk mundur dari arena (pengarang lain yang mengalami hal serupa, memilih untuk membiarkan situasinya dalam status quo tetapi engarang ini “sukses” menarik kembali hak terbit dari enerbit).

Sekarang naskah tiga buku saya yang pernah diterbitkan oleh penerbit formal, aman tersimpan di dalam flash disc dan sedang dalam proses revisi ulang. Gambar-gambar yang diperlukan dalam ilustrasi uraian belum selesai siunduh dari internet (saat ini sudah lengkap). Mudah-mudahan akhir tahun ini selesai dan siap untuk diedarkan. Doakan saja unquote.

Mengapa posting blog terhenti, adalah karena blogger mengkonsentrasikan diri pada penyelesaian penulisan buku-buku, termasuk men-scan naskah yang sudah pernah diterbitkan dan akan diedarkan lagi, termasuk juga browsing materi termasuk gambar-gambar terkait uraian buku, dari internet. Juga ada naskah buku yang sudah lengkap diketik, tinggal melengkapi gambar, saat ini dalam proses scanning, yaitu buku ENSIKLOPAEDIA MARITIM.

Puji Tuhan, semua kegiatan tersebut kini sudah selesai dan dua judul buku yaitu POKOK-POKOK PELAYARAN NIAGA dan SISTEM ANGKUTAN ETI KEMAS, saat ini sedang dalam proses computer printing yang dilakukan oleh seorang kerabat penulis. Secepatnya print out sudah siap, akan dibawa kepada penerbit dan seandainya penerbit terpercaya.

Jumat, 28 Oktober 2011

KEBANGKITAN BARU TRADISI KEMARITIMAN

Kepada rekan-rekanku pelaku kemaritiman, termasuk (mantan) anak didikku pada Akademi Maritim Indonesia, (AMI) dan AIP/PLAP/STIP yang tersebar di seantero dunia), mungkin tigapuluh tahun yang lalu anda pernah mempunyai buku berjudul Pokok-pokok Pelayaran Niaga karanganku. Pertama kali buku tersebut kuedarkan secara terbatas berbentuk buku stencil yang diproduksi oleh percetakan stencil “Tarigan” di Pasar Surabaya di belakang kaki lima barang antic, dekat Polres Cikini, tahun 1970. Kabarnya pak Tarigan belakangan hijrah ke Bandung mendirikan usaha penerbit buku “Tarsito” (singkatan dari Tarigan-Sitorus).
Tahun 1972 buku tersebut kutingkatkan menjadi buku teks penuh, lalu saya serahkan kepada Bapak Jayusman Pemilik usaha penerbitan PT. Bhratara Karya Aksara. Pak Jayusman, yang adalah ayah penyanyi (lady rocker Reny Jayusman) menyambut hangat rencana penerbitan buku itu dan segera mengerjakan editing. Belum selesai kegiatan editing dikerjakan, datang ejaan baru (EYD), maka naskah dikembalikan kepada saya dengan catatan pak Jayusman masih berminat menerbitkannya kalau sudah ditulis ulang dalam EYD.
Sementara itu tanggal 1 April 1974 saya diterima bekerja pada PT. Indomilk, perusahaan patungan antara Australia Dairy Produce Board (ADPB) dengan investor local sembilan orang bersaudara kandung asal desa Sorkam kabupaten Sibolga, Sumatra Utara, marga Zahiruddin – Tanjung. Di antara sembilan orang bersaudara tersebut, laki-laki yang masih hidup dan beraktivitas tinggal Akbar Tanjung, petinggi Golkar dan (kalau tak salah) si bungsu Nirwan Tanjung yang tidak menempuh jalur selebriti.
Seperti banyak ditulis di media masa, dictator Soeharto, pada masa kekuasaannya, “menganjurkan” agar semua orang Indonesia berkorupsi ria, orang Indonesia agar jadi maling. Mungkin mengamini “fatwa” itu investor local pada perusahaan patungan tersebut, yang tercatat sebagai salah satu perusahaan patungan pertama yang didirikan berdasarkan UU-PMA tahun 1969, sejak mulai beroperasi, mulai bulan Maret 1973 sudah memulai “debut” manipulasi ngemplang Bea Masuk sebesar Rp.445.000.000.- (berapa niminalnya sekarang?). Sebagaimana kutulis dalam artikel berjudul Keluar dari Matra Maritim, masuk ke Sarang Buaya?, lihat dalam blog ini beberapa waktu yang lalu) sulung dari clan Zahiruddin – Tanjung itu, Usman Zahiruddin – Tanjung, agaknya tidak merestui tingkah-polah aik-adiknya bermanipulasi ria, terbukti disiarkannya surat wasiat pak Usman Zahiruddin-Tanjung, anggota DPR-MPR, yang lazim dipanggil “pak Datuk” dalam koran Berita Yudha (atau Berita Buana?, mungkin rekan di harian tersebut bisa membantu mencarikan arsipnya) terbitan bulan Agustus 1973. Dalam surat wasiat tersebut pak Datuk mengeluhkan kekecewaannya bahwa perusahaan yang telah dia bangun dengan susah payah, dibikin jadi begitu oleh adik-adiknya (maka dia memilih gantung diri).
Manipulasi ngemplang bea masuk itu diulangi lagi saat saya sudah menjabat sebagai Manajer Import pada perusahaan itu dengan nominal dua kali lipat. Sebagaimana saya tulis dalam blog, disidang Pengadilan saya bisa membuktikan diri tidak terlibat dalam kasus manipulasi yang pertama itu karena saya terlalu menguasai prosedur kepabeanan ditambah nasib baik.
Dalam kasus yang kedua, yang mulai diusut tahun 1980, saya memilih mengundurkan diri ketimbang menjadi saksi a de charge bagi “pelaksana teknis” manipulasi, yaitu pengusaha EMKL yang saya angkat padahal dia tidak bermain dengan saya “sebagaimana seharusnya”. Dia bermain dengan Nasrul Zahiruddin yang tidak mengerti tentang impor tetapi menjabat Direktur Administrasi, atasan saya. Kalau saya bersaksi (sebagai saksi kunci) tidak urung Direktur Adfministrasi Indomilk tersebut, yang adalah adiknya Akbar Tanjung, akan kejeblos ke penjara.
Ngomong-ngomong, dalam kasus Kemenegpora sekarang “tampak” bahwa Menteri “dikibuli” oleh bawahannya yang berkorupsi ria, sedangkan dalam “kasus saya” yang terjadi tahun 1978 – 1980 itu, pelaku korupsi “bermain” dengan atasan saya dengan melompati wewenang saya sebagai Import Manager. Ya sudahlah, itu sudah berlalu, “sayangnya” saya termasuk orang yang tidak berani dipenjara, seandainy…..Sekarang kita focus saja ke pembicaraan pokok tentang kemaritiman, di mana saya sebagai pelaku kecil juga terlibat.
Saat ini saya sedang menyelesaikan penulisan kembali buku-buku kemaritiman patnya: shipping business. Buku-buku karangan saya (seluruhnya ada enam judul dan yang sedang dalam sentuhan akhir ada tiga judul masing-masing: i. Pokok-pokok Pelayaran Niaga, ii. Sewa-menyewa Kapal, iii. Sistem Angkutan Peti Kemas). Ketiga Judul buku tersebut, dengan buku no.i sebagai ikon, direncanakan dalam waktu dekat ini akan dibawa ke penerbit, jika penerbit yang bonafid tersebut bersedia mengambilnya mungkin buku-buku yang sempat menghilang tersebut akan tampil kembali dengan format baru.
Bagi pembaca atau pengikut blog ini yang beberapa puluh tahun yang lalu pernah membaca buku ikon tersebut, di bawah ini blogger cuplikkan daftar isinya:

Judul buku: POKOK-POKOK PELAYARAN NIAGA

Daftar Isi : Bab I PENDAHULUAN
A. Pelayaran Internasional
B. Potensi Pelayaran Niaga
C. Industri Jasa Pelayaran
D. Pihak-pihak yang Terlibat Dalam Pelayaran Niaga
Bab II: DARI HAL KAPAL
A. Mesin Penggerak Kapal
B. Jenis-jenis Kapal Niaga
C. Ukuran-ukuran Kapal Niaga
D. Faktor-famtor Kondisi Kapal Niaga
Bab III. PENGUSAHAAN KAPAL NIAGA
A. Pilihan Bentuk Pengusahaan Kapal
B. Tentang Semboyan “The Flag Follows the Trade”
C. Bentuk-bentuk Pengusahaan Kapal Niaga
D. Shipping Conference
E. Pelayaran Tidak Tetap (Pelayaran Tramping)
Bab IV: MUATAN KAPAL NIAGA
A. Jenis-jenis Muatan Kapal Niaga
B. Pemadatan Muatan Kapal
C. Muatan dan Pemuatan
D. Tentang Koefisien Muatan
E. Optimum MUatan – Mengangkut Muatan Lebih Banyak
F. Faktor-faktor Kondisi Pemuatan (Cargo Handling)
Bab V: PENGAPALAN MUATAN
A. Dokumen Pengapalan (Shipping Documents)
B. Bill of Ladfing Menurut Pelabuhan Tujuan Pengapalan
C. Nilai Bill of Lading Sebagai Dokumen Perdagangan
D. Dokumen Muatan Kapal (Cargo Documents)
E. Uang Tambang (Freight)
Bab VI: HAK DAN KEWAJIBAN PENGANGKUT

A. Batas Tanggung Jawab Pengangkut
B. Substansi Tanggung Jawab Pengangkut
C. Masalah Klaim
Bab VII: SISTEM ANGKUTAN PETI KEMAS
A. Jenis-jenis Peti Kemas
B. Ukuran Peti Kemas
C. Jenis-jenis Kapal Peti Kemas
D. Sistem Pengapalan Muatan Peti Kemas
Bab VIII: ASURANSI MARITIM
A. Risiko Dalam Asuransi Maritim
B. Macam Bahaya di Laut
C. Obyek Pertanggungan
D. Asuransi General Average
E. Protection And Indemnity Insurance
F. Tanggung Jawab Penanggung
G. Perbedaan Dalam Hukum Asuransi Maritim
Bab IX: SEWA-MENYEWA KAPAL
A. Jenis-jenis Charter
B. Tentang Recharter (Subletting)
C. Tawar-menawar (Negosiasi) Charter
D. Syarat dan Perjanjian Charter
E. Hari-hari Charter (Chartering Days)
Bab X: penyelenggaraan kapal di pelabuhan
A. Sejarah Pelabuhan
B. Easilitas Kepelabuhanan
C. Manajemen Pelabuhann
Bab XI: ORGANISASI PERUSAHAAN PELAYARAN
A. Sturktur Organisasi Perusahaan Pelayaran Tetap
B. Kantor Cabang Perusahaan Pelayaran
C. Tentang Representative Office

Membaca Daftar Isi buku yang diterakan ini mungkin – terutama pengikut blog yang dahulu pernah membaca buku ini – mungkin terpikir: wah, kok tidak beda dengan yang lama, sekian puluh tahun yang lalu? Memang, ada bagian-bagian yang tidak berubah dan itu saya pertahankan untuk menjaga konsistensi penulisan tetapi bagian-bagian lain yang berubah karena perkembangan, tentunya kutulis sesuai dengan keadaan yang baru.
Dapat disebutkan, saat sedang menimbang-nimbang tentang system operasi pelayaran jaman dahulu (sebelum era 80-an), maka baru-baru ini, medio September 2011 secara tidak dengan sengaja penulis membaca artikel di dalam internet yang menguraikan tentang study pengangkutan barang breakbulk dan tentang peran pengangkutan barang breakbulk saat ini dan di masa datang.
Artikel tersebut dipublikasikan di internet oleh Shipping Australia Limited (SAL) yang lebih lanjut mengabarkan bahwa selama tahun 2010 pengangkutan muatan breakbluk (sea carriage of general cargo) dari dan ke pelabuhan-pelabuhan di seantero benua Australia mencapai lebih dari 4.500.000 ton dan peran itu diprediksi akan meningkat lagi mengingat banyak jenis barang yang non-condusive to transport in container.
Adanya laporan tentang study itu menguatkan keyakinan penulis bahwa walaupun pengangkutan laut menggunakan peti kemas sudah menguasai system pelayaran niaga dunia, tetapi angkutan muatan umum tidak akan habis ditelan sejarah. Maka dalam buku yang sudah direvisi tersebut uraian mengenai system angkutan “kuno”, dalam format terbatas tetap penulis tampilkan dalam buku Pokok-pokok Pelayaran Niaga yang diharapkan beredar lagi dalam waktu yang tidak terlalu lama ke depan.
Buku-buku maritime, buku-buku shipping (termasuk karangan saya) sudah “hilang dari peredaran” dalam waktu yang cukup lama, duapuluh tahun atau lebih, mengapa? Ke mana itu pengarang buku shipping seperti Radiks Purba, Muchtaruddin Siregar, H.R.Ac Lawalatta yang meninggal dalam kecelakaan pesawat terbang di dekat Karawang tahun 1979 yang banyak menyedot perhatian publik. Apa tidak ada ahli waris yang dapat mengurus kelanjutan hak terbitnya? Mungkin jawaban yang lebih pas dapat anda temukan sendiri kalau anda menyimak kenyataan bahwa di Jl. Pramuka, Jakarta, pada lokasi di sebelah barat pasar burung, sampai sekitar sepuluh tahun yang lalu berderet sepuluh perusahaan penerbitan buku tetapi sekarang tidak ada satupun yang masih eksis.
Pengarang buku yang disebut dalam artikel ini, puji syukur dikaruniai umur panjang dan dalam usia yang sudah lanjut ini masih dapat merevisi buku-bukunya dan mudah-mudahan dapat segera diedarkan lagi supaya sebagai insan maritim yang peduli kepada bidang pendidikan, dapat meninggalkan warisan bagi para pencinta dunia maritim, khususnya dalam sub sector pelayaran niaga (merchant marine, shipping business). Amin. Sementara itu saat mengerjakan revisi dan penulisan ulang buku, penulis menyaksikan bahwa tidak semua buku karangan saya memang sudah tidak beredar. Buku tertentu masih saya cetak dan diedarkan secara terbatas langsung kepada mahasiswa.
Dicetak menggunakan metode fotocopy dan karena dipasarkan langsung kepada konsumen, jadi masih ada “lebihan” ala kadarnya bagi pengarang. Juga ada yang saya titip-jualkan di koperasi karyawan STIP Marunda. Buku tersebut, dalam bentuk seperti aslinya saya produksi melalui percetakan fotocopy Rossy, jl. Pemuda tepat di depan UNJ yang juga menjadi langganan professor dan doctor PTN tersebut membajak buku-buku teks. Mengenai hal ini saya pernah curhat dengan proprietor toko Rossy: “Bang, kalau nanti hukum di Indonesia sudah berjalan dengan baik, bagaimana anda melayani hasrat professor-profesor dan doctor-doctor UNJ membajak buku”. Pertanyaan ini dijawab “Ah itu mah gampang, kututup saja toko ini, ganti profesi usaha restoran Minang”. Memang begitu umumnya visi pengusaha penerbitan buku, tidak ada itu cerita “mencerdaskan kehidupan bangsa”, semua berorientasi cari untung.